patinews PATI – Keprihatinan terhadap semakin
hilangnya budaya dan kesenian asli Pati, mengusik hati sekelompok pemuda
yang tergabung dalam Kumpulan Anak Asli Pati (KAAP) untuk bergerak.
Kelompok yang terbentuk dari jalinan komunikasi di grup Facebook itu,
mencoba kembali mengangkat dan memperkenalkan khasanah budaya asli di
Bumi Mina Tani yang mulai ditinggalkan.
Sejumlah kesenian yang kini mulai jarang kelihatan, diperkenalkan dan
ditampilkan dalam even Festival Kesenian Rakyat Pati, yang digelar di
aula Dewan Kesenian Pati (DKP) kompleks Stadion Joyokusomo, akhir pekan
kemarin. Salah satunya kesenian Tari Telik Sandi atau biasa dikenal
dengan sebutan Tari Angguk dan Tari Greget Ayu.Sejumlah kesenian yang sempat tenar pada medio 1980-1990an juga ditampilkan. Yakni kesenian barongan, dan ludruk. Hampir semua kesenian itu saat ini sudah jarang ditampilkan, bahkan regenerasinya pun mulai terputus. Satu-satunya kesenian lokal yang hingga saat ini masih eksis di Pati hanya ketoprak.
”Melihat semakin ditinggalkannya budaya dan kesenian daerah itu, membuat kami prihatin dan mencoba mengenalkannya kembali kepada kaum muda. Oleh karenanya kami memilih menampilkan kesenian itu di kompleks Stadion Joyokusumo, yang notabenenya menjadi tempat tongkrongan anak-anak muda di Pati. Kami harap pementasan ini bisa menjadi edukasi kepada masyarakat, bahwa kesenian Pati tak kalah cantik dengan budaya modern,” kata ketua panitia, sekaligus fungsionaris KAAP Agus Dliyaul Humam, kemarin.
Pertunjukan kesenian rakyat itu, otomatis menyedot perhatian kaum muda. Karena lain dari biasanya, pertunjukan yang digelar di kompleks itu selalu pertunjukan modern, baik itu pertunjukan musik pop, dangdut atau lainnya. Bahkan tak sedikit dari penonton yang rata-rata anak-anak muda yang baru tahu ada kesenian itu di daerah mereka.
”Ternyata ada ya kesenian namanya angguk di Pati. Baru kali ini tahu ada kesenian itu, karena sejak kecil tidak pernah melihatnya,” kata Kiki Primalisty, warga Semirejo, Gembong.
Bahkan festival itu juga menarik perhatian pemkab. Sejumlah Wakil Bupati Pati Budiyono dan sejumlah pimpinan SKPD terkait, tertarik untuk menyaksikan jalannya festifal tersebut. Budiyono menyatakan bangga dengan kegiatan yang digelar oleh komunitas anak-anak muda Pati tersebut.
”Seharusnya ini adalah gawe-nya pemerintah, dan ini sudah dimulai oleh anak-anak muda kita. Ke depannya kami juga berkeinginan untuk mengembangkan kegiatan ini agar juga bisa menjadi daya tarik wisata lokal,” terangnya (murianews.com)
Post a Comment